TUGAS GEOMORFOLOGI DASAR
DI
S
U
S
U
N
OLEH
ZIBRAN TANAIYO
451 413 022
KELAS
A
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2016
VI.
Bentuk Lahan
Menurut
Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa
bentuklahan merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil
interaksi antara proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan
permukaan bumi.
Berdasarkan
kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang
permukaan lahan yang mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur
kulit bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang
dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan dicirikan oleh adanya perbedaan
dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan material
penyusun (Zmit, 2013).
MACAM-MACAM
BENTUK LAHAN
a)
Bentuklahan asal proses vulkanik
(v),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Volkanisme adalah
berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke
permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang
secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik.
Satuan geomorfologi dari bentukan
ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng vulkanik, kaki vulkanik,
dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik, bukit
vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter.
Contoh: Danau
Tondano Di Puncak Gunung Lokon Manado, Sulawesi Utara
b)
Bentuklahan asal proses struktural
(s),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis.Bentuk lahan
struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang
berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat
konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi
ini dibentuk oleh kontrol struktural.
Bentukan ini dihasilkan dari
struktur geologi. Terdapat dua tipe utama struktur geologi yang memberikan
kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan
bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang
dihasilkan oleh perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan
ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan patahan,
pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal, perbukitan
sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan kubah,
perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.
Contoh
: Pegunungan Lipatan di Wonosari, Goronralo, pegunungan Verbeek di Sulawesi
Tengah
c)
Bentuklahan asal fluvial (f),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Bentuklahan asal proses
fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan,
pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan
deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (fda) dan bentukan lain
dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus.
Dataran banjir, rawa belakang, teras
sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
Contoh
:Rawa belakang Takabone di Makasar, Sulawesi selatan.
d)
Bentuklahan asal proses solusional
(s),
Bentuklahan asal solusional atau
pelarutan dikenal juga dengan istilah karst. Bentuklahan karst
termasuk bentuk bentuklahan yang penting, dan banyak pula ditemukan di
indonesia.Bentang alam ini terutama memperlihatkan lubang-lubang, membulat atau
memanjang, gua-gua dan bukit- bukit yang berbentuk kerucut.
Bentuklahan karst terbentuk karena
batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini
terutama terjadi pada wilayah yangtersusun oleh batugamping yang mudah larut,
dan batuan dolomit atau gamping dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang
peranan utama, maka air sangat penting artinya.
Bentuk lahan asal solutional
merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses
pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite,
karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva,
merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
Contoh
: Gua Leang-leang di Makasar, Sulawesi Selatan
e)
Bentuklahan asal proses
denudasional (d),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan
erosi. Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses
pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan.
Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga
batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi.
Bentukan ini terbentuk oleh proses
gradasi yang di dalamnya terdapat dua proses yaitu (1) proses agradasi, dan (2)
proses degradasi. Proses agradasi adalah berbagai proses sedimentasi dan
pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi.
Sedangkan proses degradasi adalah proses hilangnya lapisan-lapisan dari
permukaan bumi. Psoses degradasi adalah proses yang paling dominan yang
terjadi.
Satuan
geomorfologi dari bentukan ini ada 8 macam, yaitu pegunungan terkikis,
perbukitan terkikis, bukit sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki,
pegunungan/ perbukitan dengan gerakan masa batuan, dan lahan rusak.
f)
Bentuklahan asal proses eolin (e),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Bentuklahan asal proses
eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan sebagai berikut :
·
Tersedia material berukuran pasir halus
hingga pasir kasar dengan jumlah yang banyak,
·
Adanya periode kering yang panjang dan
tegas
·
Adanya angin yang mampu mengangkut dan
mengendapkan bahan pasir tersebut
·
Gerakan angin tidak banyak terhalang
oleh vegetasi maupun objek yang lain.
Endapan oleh angin terbentuk oleh
adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh
angin. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3,
yaitu :
·
Erosional, contohnya : lubang angin dan
lubang ombak
·
Deposisional, contohnya : gumuk pasir
(sandunes)
·
Residual , contohnya : lag deposit,
deflation hollow , dan pans
Satuan bentuklahan ini antara lain:
gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
Contoh
:
g)
Bentuklahan asal proses marine (m),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan
pasang-surut. Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi,
pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh
aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai.
Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang
hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi,
sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi
pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya,
misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut
(transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
Contoh satuan bentuk lahan ini
adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik
(beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka
seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan
proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan
estuari.
h)
Bentuklahan asal glasial (g),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan
bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.
Bentukan ini tidak berkembang di
indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak gunung jaya
wijaya, papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser
yang menghasilkan suatu bentang alam.
i)
Bentuklahan asal organik (o),
Merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan
fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
Bentukan
ini terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas organisme endapan batu
gamping cangkang dengan struktur tegar yang tahan terhadap pengaruh gelombang
laut pada ekosistem bahari.
Contoh
: Bunaken, Sulawesi Utara yang berbentuk melingkar yang
ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau,Spermonde(Sulawesi Selatan),Hutan bakau di Pohuwato.
Sumber :
kasmatyusufgeo10.blogspot.co.id/2013/05/macam-macam-bentuk-lahan-di-muka-bumi.html