Minggu, 25 September 2016

Bentang Lahan

TUGAS GEOMORFOLOGI DASAR
DI
S
U
S
U
N
OLEH

ZIBRAN TANAIYO
451 413 022
KELAS A





PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2016

VII. Bentang Lahan
            Bentang lahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 8 satuan bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut (Zmit, 2013).
             Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap (Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain:
1. Bentang lahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975).
2. Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).
3. Bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).
Berdasarkan pengertian bentanglahan tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat 8 (delapan) unsur penyusun bentanglahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia, dengan segala aktivitasnya. Kedelapan unsur bentanglahan tersebut merupakan faktor-faktor penentu terbentuknya bentanglahan, yang terdiri atas: faktor geomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik (H), oseanik (O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A). Dengan demikian, berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, bentanglahan (Ls) dapat dirumuskan :
Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A)
Keterangan :
Ls : bentanglahan
G : geomorfik
L : litologik
E : edafik
K : klimatik
H : hidrologik
O : oseanik
B : biotik
A : antropogenik
Dikaitkan dengan konsep pada Bab 1, maka bentanglahan mencakup 2 (dua) aspek kajian penting, yaitu: (a) bentang alami dengan inti kajian bentuklahan, dan (b) bentang budaya dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap lahan.
Bentang lahan merupakan gabungan bentuk lahan. Bentang lahan atau landskap bentuk lahan tanah, vegetasi dan atribut- atribut yang di pengaruhi oleh manusia. ( Vink, 1983).
a.      Unsur bentang lahan
Unsur bentang lahan terdiri dari
1.      Bentuk lahan
2.      Udara
3.      Tanah
4.      Air
5.      Batuan
6.      Flora
7.      Fauna
8.      manusia
b.      Faktor Penentu terbentuknya Bentang lahan
1.      Faktor geomorfik ( bentuk permukaan bumi)
2.      Faktor litologi (batuan )
3.      Faktor limatik ( iklim terdiri dari suhu, kelembaban, udara, angin, dan cur ah hujuan)
4.      Faktor edafik (tanah)
5.      Faktor hidrologi) air
6.      Faktor oseanik (angin)
7.      Faktor biotik (tumbuhan)
8.      Faktor antrpogenik ( manusia)

Sumber:  http.pengertian bentang lahan.com

Bentuk Lahan

TUGAS GEOMORFOLOGI DASAR
DI
S
U
S
U
N
OLEH

ZIBRAN TANAIYO
451 413 022
KELAS A








PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2016

VI. Bentuk Lahan
            Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi.
            Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan material penyusun (Zmit, 2013).
MACAM-MACAM BENTUK LAHAN
a)      Bentuklahan asal proses vulkanik (v),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik.
            Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng vulkanik, kaki vulkanik, dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik, bukit vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter.
Contoh: Danau Tondano Di Puncak Gunung Lokon Manado, Sulawesi Utara
b)     Bentuklahan asal proses struktural (s),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis.Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural.
            Bentukan ini dihasilkan dari struktur geologi. Terdapat dua tipe utama struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan patahan, pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal, perbukitan sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan kubah, perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.
Contoh : Pegunungan Lipatan di Wonosari, Goronralo, pegunungan Verbeek di Sulawesi Tengah
c)      Bentuklahan asal fluvial (f),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus.
            Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
Contoh :Rawa belakang Takabone di Makasar, Sulawesi selatan.
d)     Bentuklahan asal proses solusional (s),
            Bentuklahan asal solusional atau pelarutan dikenal juga dengan istilah karst. Bentuklahan karst termasuk bentuk bentuklahan yang penting, dan banyak pula ditemukan di indonesia.Bentang alam ini terutama memperlihatkan lubang-lubang, membulat atau memanjang, gua-gua dan bukit-  bukit yang berbentuk kerucut.
            Bentuklahan karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah yangtersusun oleh batugamping yang mudah larut, dan batuan dolomit atau gamping dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang peranan utama, maka air sangat penting artinya.
            Bentuk lahan asal solutional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
Contoh : Gua Leang-leang di Makasar, Sulawesi Selatan
e)      Bentuklahan asal proses denudasional (d),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi.
            Bentukan ini terbentuk oleh proses gradasi yang di dalamnya terdapat dua proses yaitu (1) proses agradasi, dan (2) proses degradasi. Proses agradasi adalah berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi. Sedangkan proses degradasi adalah proses hilangnya lapisan-lapisan dari permukaan bumi. Psoses degradasi adalah proses yang paling dominan yang terjadi.
Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 8 macam, yaitu pegunungan terkikis, perbukitan terkikis, bukit sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/ perbukitan dengan gerakan masa batuan, dan lahan rusak.
f)       Bentuklahan asal proses eolin (e),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan sebagai berikut :
·         Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang banyak,
·         Adanya periode kering yang panjang dan tegas
·         Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut
·         Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.
            Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
·         Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak
·         Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
·         Residual , contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans
            Satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
Contoh :
g)      Bentuklahan asal proses marine (m),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
            Contoh satuan bentuk lahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
h)     Bentuklahan asal glasial (g),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.
            Bentukan ini tidak berkembang di indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak gunung jaya wijaya, papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
i)        Bentuklahan asal organik (o),
            Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
Bentukan ini terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas organisme endapan batu gamping cangkang dengan struktur tegar yang tahan terhadap pengaruh gelombang laut pada ekosistem bahari.
Contoh :  Bunaken, Sulawesi Utara yang berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau,Spermonde(Sulawesi Selatan),Hutan bakau di Pohuwato.
Sumber :
kasmatyusufgeo10.blogspot.co.id/2013/05/macam-macam-bentuk-lahan-di-muka-bumi.html

Relief Orde 1 sampai 3

TUGAS GEOMORFOLOGI DASAR
DI
S
U
S
U
N
OLEH

ZIBRAN TANAIYO
451 413 022
KELAS A






PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2016

V. Relief Orde 1 sampai 3
            Relief bumi yang dimaksudkan disini adalah mencakup pengertian yang sangat luas, baik yang terdapat pada benua-benua ataupun yang terdapat didasar lautan. Berdasarkan atas pengertian yang luas tersebut, maka relief bumi dapat dikelompokkan atas 3 golongan besar, yaitu :
1.     Relief Orde I (Relief of the first order)
2.     Relief Orde II (Relief of the second order)
3.     Relief Orde III (Relief of the third order)
            Pengelompokan atas ketiga jenis relief diatas didasarkan pula atas kejadiannya masing-masing. Karena itu pula didalamnya terkandung unsur waktu relatif.
1.     Relief Orde Pertama
            Yang terdiri atas Paparan Benua (Continental Platforms) dan Cekungan Lautan (Ocean Basin). Bentuk-bentuk dari orde pertama ini mencakup dimensi yang sangat luas dimuka bumi. Sebagaimana diketahui bahwa luas daratan beserta air seluruhnya sebesar 107.000.000 mil persegi, yang terdiri dari luas benua (continents) sebesar 56.000.000 mil persegi dan sisanya 10.000.000 mil persegi merupakan luas continental shelf. Yang dimaksud dengan paparan benua meliputi benua dan tepi benua(continental shelf). Dengan demikian luas total paparan benua (continental platforms) adalah 66.000.000 mil persegi. Paparan benua Amerika Utara & Selatan, Eurasia, Afrika, Australia, dan Antartika merupakan bahagian-bahagian yang tertinggi dari permukaan litosfir.
            Tepi Benua (Continental shelf) adalah bagian dari paparan benua (continental platforms) yang terletak dibawah permukaan air laut. Cekungan Lautan (Ocean Basin) mempunyai kedalaman rata-rata 2,5 mil dibawah muka air laut, walaupun kita tahu bahwa dasar lautan memiliki bentuk topografi yang tidak teratur. Terdapat banyak depressi-depressi yang sangat dalam dari batas kedalaman rata-rata yang dikenal sebagai Palung Laut (Ocean Troughs), disamping itu terdapat pula bagian-bagian dasar laut yang muncul dipermukaan atau secara berangsur berada dekat dengan permukaan air laut. Relief order pertama Diketahui sangat erat hubungannya dengan proses kejadian bumi, dengan demikian teori-teori tentang geologi, astronomi, fisika dan matematika, seperti “Planetesimal Hypothesis”, “Liquid Earth Theories” maupun “Continental Drift Theory” menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembentukan relief orde pertama.
2.      Relief Orde Kedua
            Relief orde Kedua biasa disebut juga sebagai bentuk bentuk yang membangun (Constructional forms), hal ini disebabkan relief orde kedua dibentuk oleh gaya endogen sebagai gaya yang bersifat membangun (Constructional Forces). Kawasan benua-benua dan Cekungan-cekungan laut merupakan tempat keberadaan atau terbentuknya satuan-satuan dari relief dari orde kedua, seperti dataran, plateau, dan pegunungan.
            Gaya endogen yang berasal dari dalam bumi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan diatas muka bumi. Adapun gaya endogen dapat berupa:
1.      Epirogenesa (berasal dari bahasa Latin: epiros = benua dan genesis = pembentukan), proses epirogenesa yang terjadi pada daerah yang sangat luas maka akan terbentuk suatu benua, dan pembentukan benua dikenal sebagai “continent buiding forces”.
2.      Orogenesa (berasal dari bahasa latin: Oros = gunung, dan genesis = pembentukan ), proses orogenesa yang terjadi pada daerah yang luas akan membentuk suatu pegunungan dan dikenal sebagai “mountain building forces”.
            Kedua gaya endogen tersebut diatas menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk bentangalam yang membangun (contructional landforms). Apabila disuatu daerah yang tersusun dari batuan yang perlapisannya horisontal maka terbentuk bentangalam yang disebut dengan Dataran (Plain) atau Plateau. Proses ini dapat terjadi pada lapisan-lapisan batuan yang berada di bawah laut kemudian terangkat oleh gaya endogen menghasilkan bentuk bentangalam daratan atau plateau.
            Gaya endogen dapat juga melipat lapisan-lapisan batuan sedimen yang awalnya horisontal menjadi suatu bentuk kubah (dome mountains) dan apabila gaya endogen mengakibatkan terjadinya dislokasi dari blok blok yang mengalami patahan serta lapisan batuan mengalami tilting, maka dikenal dengan bentuk pegunungan patahan (faulted mountains). Apabila gaya endogen mengakibatkan batuan sedimen terlipat kuat menghasilkan perlipatan sinklin dan antiklin maka akan menghasilkan pegunungan lipatan (folded mountains).
            Sedangkan apabila dipengaruhi oleh lipatan dan patahan akan menghasilkan pegunungan lipat pathan (complex mountains). Kelompok lainnya dari relief orde kedua adalah bentuk bentangalam yang dihasilkan oleh aktivitas volkanik yang dikenal bentangalam gunungapi. Bentuk bentuk bentangalam yang dihasilkan oleh proses endogen diatas masih brada dalam tahapan awal (initial stage). Bentuk bentuk bentangalam ini kemudian akan mengalami proses penghancuran oleh gaya eksogen (destruction forces) yang memungkinkan terjadinya perubahan dari bentuk aslinya.
3.     Relief Orde Ketiga
            Relief order ketiga dikenal juga sebagai bentuk bentuk yang bersifat menghancurkan (Destructional forms), hal ini disebabkan karena relief ini dibentuk oleh proses proses eksogen. Bentuk bentangalam yang berasal dari proses-proses eksogenik banyak dijumpai pada relief orde ketiga dan jumlahnya tak terhitung banyaknya dimana bentuk bentuk bentangalam ini memperindah dan menghiasi bentuk-bentuk bentangalam konstruksional dari relief orde kedua.
            Proses eksogenik akan meninggalkan bentuk-bentuk lahan hasil erosi, seperti : Valleys dan Canyons, meninggalkan sisa sisa residu membentuk bentuk bentangalam seperti tiang-tiang (peak landforms) dan klom-klom batuan yang tahan trhadap erosi, sehingga masih menyisakan benuk bentuk seperti diatas, disamping itu juga akan meninggalkan bentuk-bentuk pengendapan (depesitional forms), seperti delta atau tangul.
            Relief orde ketiga ini dapat dikelompokkan berdasarkan atas energi yang merusak atau agen yang bersifat membangun. Ada 4 agent yang utama, yaitu Streams, Glaciers, Waves dan Winds, sedangkan Wheatering adalah pembantu utama bagi keempat agent tersebut.
Sumber : ilhambirtaria.blogspot.co.id/2013/10/macam-macam-relief-orde.html

Proses Geomorfologi ( Proses Eksogen)

TUGAS GEOMORFOLOGI DASAR
DI
S
U
S
U
N
OLEH

ZIBRAN TANAIYO
451 413 022
KELAS A








PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2016

IV. Proses Geomorfologi ( Proses Eksogen )
            Proses geomorfologi  adalah perubahan – perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan muka bumi yang menyebabkan roman muka bumi berubah. Penyebab penyebab proses tersebut yaitu benda benda alam yang kita kenal dengan geomorphic agent yang berupa air dan angin. Keduanya  merupakan penyebab yang dibantu dengan adanya gaya berat dan keseluruhannya bekerja bersama – sama dalam melakukan perubahan perubahan terhadap permukaan muka bumi air selaku geomorphic agent yang utama atau penyebab dapat berupa air permukaan, air tanah, glatcier, gelombang, arus dan air hujan, sedangkan angina terutama bekerja pada tempat terbuka seperti gurun, padang pasir atau tepi pantai, air dan angin ini kita golongkan sebagaikan sebagai tenaga perusak atau tenaga asal luar (eksogen) yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam  (endigen)  yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak sedangkan tenaga dari dalam bumi berperan sebagai pembentuk.
            proses eksogen adalah proses dari tenaga eksogen yang merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi yang dapat mengubah bentuk muka bumi. Tenaga ini dipengaruhi oleh energy matahari dan gaya tarik bumi ( gravitasi bumi ). Sifat dari tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentuk an dari tenaga endogen.
            Proses dalam eksogen dapat dikenal dengan proses gradasi (gradation) yang artinya proses menuju permukaan litosfer dalam level yang sama atau pemerataan ( chamberlain dan Salisbury, 1904). Proses gradasi dapat , melalui proses:
o   Degradasi, yaitu permukaan bumi yang lebih tinggi dikikis kea rah yang lebih rendah
o   Agradasi, yaitu sebaliknya dari level yang rendah ke level yang lebih tinggi dengan jalan penumpukan  material (pengendapan)
a.      Degradasi
            Tiga proses utama yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu:
Ø  Pelapukan dapat berupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu tempat, terjadi di permukaan dan dapat merombak batuan menjadi klastis.
Ø  Perpindahan massa (mass wasting ), dapat berupa perpindahan (bulk transfer) suatu masa batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang – kadang ( biasanya ) efek dari air mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum air mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum merupakan suatu media transportasi pengangkutan ini merupakan suatu media transfortasi pengangkutan ini merupakan perpindahan hasil dari proses pelapukan.
Ø  Erosi merupakan tahap dari proses perpindahan dan pergerakan masa batuan oleh suatu agen (media) pemindah secara geologi (kebanyakan) memasukan erosi sebagai sebagian dari proses transportasi erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak pengikisan tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah tenaga perombak pengikisan.
b.      Agradasi
            Proses agradasi ini merupakan kebalikan proses degradasi yang meliputi:
            Sedimentasi  (pengendapan) suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh media air angin, es di suatu cekungan

Referensi :